BAB IV
PETA
PEREKONOMIAN INDONESIA
Ø Keadaan Geografis Indonesia
Seperti kita ketahui
bangsa kita adalah bangsa yang terdiri dari bebera pulau dimana terpisah oleh
laut maupun selat. Pulau di Indonesia terdiri dari tiga gugusan besar yaitu
kepulauan Sunda Besar yang terdiri dari Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan,
kemudian yang kedua adalah gugusan Sunda Kecil yang meliputi Bali, Nusa
Tenggara, dan yang terakhir adalah gugusan Maluku dan Irian. Indonesia terletak
di 6oLU – 11oLS dan 95oBT – 141oBT,
berdasarkan letak astronomisnya Indonesia dilalui oleh garis equator atau garis
khatulistiwa yang terletak pada garis lintang 0o.
Selain itu bangsa kita
juga dilalui oleh Sirkum Pasifik dan Mediteran, hal ini yang menyebabkan
banyaknya gunung berapi aktif di Indonesia. Efek dari banyaknya gunung berapi
ini adalah tanah subur, yang berdampak pada jenis mata pencaharian sebagian
besarnya adalah agraris atau pertanian.
Kemudian
letak bangsa Indoneisa yang berada diantara benua Asia dan Australia
mengakibatkan hanya memiliki 2 musim yaitu musin hujan dan kemarau. Hal ini
menyebabkan hasil dari alam bangsa kita mempunya spesifikasi tersendiri, dan
jika hal ini bisa dimanfaatkan maka akan menjadi peluang bangsa kita untuk bisa
menjadi penyokong sumberdaya di pasar internasional. Seperti hasil pertanian,
kebun (sawit, rotan, kayu) rempah rempah, dimana kita ketahui hal ini masih
jarang di pasar Internasional terutama Eropa.
Namun
apakah kita sudah mengembangkan dan memanfaatkan potensi dari kondisi geografis
ini? Padahal kekayaan itu harusnya bisa kita manfaatkan untuk kemakmuran
penduduk kita juga. Potensi hayati, yaitu dari hasil hutan yang melimpah
seperti rotan, kayu lapis harusnya bisa meningkatkan taraf hidup. Kemdian
potensi mineral yang terkandung dari diperut bumi, masih melimpah tinggal
bagaimana sekarang kita akan memanfaatkannya.
Laut
luas, dimana ikan, karang bisa kita oleh (dijadikan hasil laut). Selain itu
potensi laut yang strategis karena berada di persimpangan jalur perdagangan
belum bisa dioptimalkan. Padahal jika kita biisa memanfaatkan jalur ini maka
bisa dipastikan devisa atau pedapata nasional akan meningkat. Potensi wisata
diman dari Raja Ampat di Papua, kemdian Bali sampai Aceh masih belum kita
kembangkan malah sayang potensi wisata tersebut kita jual ke negara tetangga.
Sebaiknya
dari sekarang kita mulai berbenah, bagaimana memanfaatkan semua potensi dari
kondisi geografis ini. Karena sayang jika kita sebagai warga Indonesia hanya
bisa menonton dimana mineral dan sumberdaya lain diambil oleh pihak asing.
- http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi_Indonesia
- http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
- http://www.edu2000.org/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=298&Itemid=42
- http://wikanpre.wordpress.com/2011/05/19/keadaan-geografis-indonesia/
Ø
MATA PENCAHARIAN
Indonesia
adalah salah satu negara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada diantara
benua Asian dan Australia serta Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia
juga merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki luas
daratan 1.922.570 km² sedangkan luar perairannya 3.257.483 km². Dari luas
daratan dan luas wilayah perairan tersebut maka mata pencaharian penduduk
Indonesia pun beragam. Ada yang bermata pencaharian pertanian, perkebunan,
perternakan, perikanan, dan ada pula yang bermata pencaharian sebagai pekerja
kantoran seperti di kota-kota besar di Indonesia.
Namun
demikian, lebih kurang 70% mata pencaharian penduduk Indonesia adalah dalam
bidang pertanian. Indonesia juga dikatakan sebagai negara agraris, sebab negara
kita begitu besar akan hasil pangannya contohnya beras dan umbi-umbian. Dengan
banyaknya masyarakat Indonesia yang bermata pencaharian di bidang pertanian dan
luasnya lahan Indonesia untuk di jadikan lahan pertanian, tetapi tetap saja
Indonesia masih mengimpor beras dari luar negri. Dengan ini bukan hanya saja
petani di Indonesia yang dirugikan tetapi pengusaha yang bergelut dalam bidang
ini juga akan merugi. Pemerintah harus bekerja keras untuk memajukan lagi
pertanian di Indonesia, karena Indonesia termasuk negara penghasil pangan
terbanyak. Dulunya pada tahun 80-an Indonesia bisa menjadi negara berswambada
beras.
Bukan
hanya di sektor pertanian saja, untuk di sektor perikanan, perkebunan,
perternakanpun mengalami kendala yang berbeda-beda. Untuk di sektor perikanan,
para petani yang melaut mengalami salah satu kendala yaitu mahalnya bahan bakar
kapal yang ada. Sedangkan perkebuna, yaitu mulai habisnya lahan untuk berkebun
karena semakin banyak di bangunnya gedung gedung tinggi sepeti: mal, hotel,
supermarket, perumahan-perumahan elit. Dengan semakin banyaknya
bangunan-bangunan tersebut seharusnya diimbangi dengan pesejahteraan para
petani, nelayan, dan peternak pula. Pemerintah di bantu masyarakatpun harus
bekerja keras untuk menangani masalah ini.
Ø
SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia atau biasa disingkat
menjadi SDM potensi yang terkandung dalam
diri manusia untuk mewujudkan
perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan
transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang
terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan
yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian praktis sehari-hari, SDM
lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang membentuk suatu
organisasi. Oleh karena itu, dalam bidang kajian psikologi, para praktisi SDM
harus mengambil penjurusan industri dan organisasi.
A.Laju Pertumbuhan Indonesia
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010, jumlah
penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa atau bertambah 32,5 juta jiwa
sejak tahun 2000. Artinya, setiap tahun selama periode 1990-2000, jumlah
penduduk bertambah 3,25 juta jiwa. Jika di alokasikan ke setiap bulan maka
setiap bulannya penduduk Indonesia bertambah sebanyak 270.833 jiwa atau sebesar
0,27 juta jiwa.
Jumlah penduduk Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan yang tinggi pula. Jumlah penduduk Indoneesia dari tahun 1971-2010 serta pertumbuhannya adalah sebagai berikut :
Jumlah Penduduk Indonesia Berdasarkan Sensus Penduduk Tahun 1971, 1980, 1990,2000 dan 2010 (Juta Jiwa)
Tahun 1971 1980 1990 2000 2010
Jumlah Penduduk 119,2 147,5 179,4 205,1 237,6*
Keterangan: Jumlah penduduk tahun 2010 yang disajikan ini merupakan data sementara hasil SP2010 yang dibacakan oleh Presiden SBY dalam pidato kenegaraan 16 agustus 2010.
Data final hasil SP2010 kemungkionan besar baru
di lansir tahun 2011
Laju Pertumbuhan Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 1971-2010 (Persen)
Periode 1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010
Laju Pertumbuhan 2,30 1,97 1,49 1,48*
Laju Pertumbuhan Pertumbuhan Penduduk Indonesia Tahun 1971-2010 (Persen)
Periode 1971-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010
Laju Pertumbuhan 2,30 1,97 1,49 1,48*
Keterangan: pertumbuhan penduduk sementara
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 2000-2010 sebesar 1,48 persen pertahun. Artinya bahwa setiap tahunnya antara tahun 2000 sampai 2010 jumlah penduduk Indoneisa bertambah sebesar 1,48 persennya.
Dengan jumlah penduduk sebesar 237,6 juta jiwa tersebut, membuat Indonesia tetap bercokol sebagai negara berpenduduk terbanyak setelah RRC, India dan Amerika Serikat.
Semakin banyak pertumbuhan penduduk di Indonesia namun tak sejalan dengan pertumbuhan pembangunan di Indonesia sendiri. Sehingga menambah tingkat kemiskinan di Indonesia. Seharusnya pemerintah menyeimbangi tingkat pertumbuhan penduduknya dengan pertumbuhan pembangunan itu sendiri. Sehingga tingkat kemiskinan di Indonesia paling tidak sedikit dapat teratasi.
Semoga pemerintah kita dapat semakin konsen untuk memikirkan nasib penduduk nya khususnya warga miskin, yang segala pelayanan kesehatan atau umum lainnya dapat dirasakan seluruh penduduk di Negara Indonesia ini.
B.Penyebaran Penduduk
Penyebaran penduduk
dapatlah diartikan pindahnya penduduk dari satu tempat ke tempat lain oleh
apapun sebabnya, yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan penduduk.
Prosesnya dengan imigrasi atau emigrasi dan transmigrasi. Penyebaran penduduk juga tidak terlepas dari konsep tentang kemajuan masyarakat atau kemajuan kebudayaan manusia yang dengan lambat berkembang dari bentuk- bentuk bersahaja ke bentuk- bentuk yang kompleks. Mulai dari tingkat masyarakat berburu atau tingkat liar (savage), tingkat beternak atau tingkat barbar (barbarism), dan tingkat pertanian ketika berkembang peradaban (civilization). Dengan perkembangan kebudayaan ini otomatis akan terjadi penyebaran penduduk yang erat hubungannya dengan faktor ekologis. Bilamana menemukan daerah subur, disitu peradaban akan berkembang dan penduduk menetap. Contoh daerah Euphrat dan Tigris merupakan lembah yang pernah dialami penduduk yang cukup padat.
Kalau dilihat secara umum, terjadinya migrasi-migrasi itu ada yang lambat, otomatis, cepat dan mendadak. Hal ini sejajar dengan perkembangan makhluk manusia yang selalu membanyak jumlahnya dan menginginkan tempat-tempat yang baru di muka bumi.
Kalau melihat rekontruksi W. Howells Nampak bahwa migrasi-migrasi besar penduduk dunia antara 80.000 sM sampai 1.000 sM cenderung menyusuri pantai- pantai di setiap benua dan membuat garis spiral dengan arah ke pedalaman.
Migrasi yang lambat terjadi pada kelompok manusia yang pindah dari Benua Asia ke Benua Amerika pada akhir zaman Glasial ke-4. Selama beribu- ribu tahun lamanya binatang maupun manusia mulai pindah ke utara. Migrasi yang cepat dan mendadak diakibatkan oleh bermacam sebab, misalnya karena bencana alam, wabah, perubahan mata pencaharian, dan peperangan. Ada juga yang disebabkan oleh peristiwa khusus seperti pelayaran bangsa cina di Asia Timur dan Asia Tenggara, pelayaran bangsa Arab, dari Asia Barat ke Afrika Utara, pelayaran bangsa Eropa ke Benua Afrika, Asia, dan Amerika.
Ada dua faktor yang mempengaruhi penyebaran penduduk, yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Faktor pendorong dapat disebabkan oleh alasan ekonomi, politis dan agama. Contohnya orang Vietnam yang mengungsi, orang Yahudi yang kembali ke Cina setelah Perang Dunia II, orang islam di India yang beremigrasi massal ke Pakistan. Faktor penarik sifatnya umum, misal propaganda suatu Negara untuk menarik para imigran.
Selanjutnya, Petersen mengemukakan adanya migrasi primitif, penyebaran yang tidak tentu seperti mencari makan (food-gathering) dan berburu (barbar), berkelana (wandering) dan berkelompok menjelajahi suatu wilayah (ranging). Semua migrasi ini disebabkan oleh dorongan ekologis, sebagai hubungan antara alam dengan manusia. Pada zaman modern motif migrasi adalah adanya revolusi industri, korban perang, atau membuka daerah pertanian baru.
Menurut ahli demografi yang mengamati dinamika penduduk Indonesia secara makro, penduduk Indonesia bersifat highly immobile, tidak banyak berpindah-pindah untuk menetap di luar daerah kelahiran mereka kalau tidak terpaksa atau dipaksa untuk pindah. Istilah berpindah ini disebut migrasi, yaitu perpindahan ke luar dari batas daerah kebudayaan seseorang. Pengertian ini lebih tepat untuk kondisi migrasi di Indonesia, yang pada umumnya mobilitas penduduk Indonesia bersifat merantau dengan tujuan mencari mata pencaharian yang lebih baik, bersifat sementara dan punya harapan kembali ke kampung halaman. Migrasi yang tidak berdasarkan sikap serta harapan untuk kembali ke kampung halaman asli, terjadi pada masyarakat batak toba akibat terlalu padat penduduknya sekitar tahun 1930.
Migrasi juga terjadi karena adanya usaha transmigrasi dan proses urbanisasi. Beberapa penyebab transmigrasi yaitu, adanya bencana alam, daerahnya kritis, daerahnya terlalu padat, dan adanya proyek pembangunan pemerintah. Urbanisasi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu alasan keamanan (adanya pemberontakan), mencari nafkah, ikatan keluarga (pernikahan) dan bersekolah.
Dari hasil penelitian Koentjaraningrat, pada penduduk desa sekitar Jakarta (1972) diperoleh kenyataan bahwa ada mobilitas penduduk desa dengan pola perpindahan migran tetap dan migran tidak tetap. Pola perpindahan migran tetap terdiri dari angkatan muda, yaitu laki-laki untuk kerja dan wanita yang selain untuk kerja juga karena pernikahan. Pola perpindahan migran tidak tetap, yaitu berkaitan dengan aktivitas dalam mencari pekerjaan, misalnya buruh tani yang bekerja di desa lain pada tahap produksi pertanian, tukang buah, buruh yang bekerja pada proyek pembangunan, yang semuanya itu mempunyai lokasi yang cukup jauh. Keadaan demikian disebut temporary non-seasional migrants atau migran sewaktu-waktu.
Demikian halnya di daerah pedesaan sekitar kota, gerak sosial atau mobilitas penduduk tersebut menimbulkan masalah sosial yang berkepanjangan, sebagai akibat adanya interaksi desa-kota dengan segala atribut sosial, ekonomi, dan budaya kota yang menarik perhatian penduduk desa.
Masalah yang dirasakan akibat mobilitas penduduk adalah terhambatnya laju proses pembangunan yang menyangkut program kesejahteraan sosial seperti pendidikan, perumahan, kesehatan dan lingkungan.
Untuk analisis fenomena penduduk, dapat dianalisis secara makro dan mikro. Analisis tingkat makro adalah untuk mengetahui volume dan arah- arah migrasi. Sedangkan analisis tingkat mikro dari gerak penduduk berhubungan dengan motivasi dan proses pengambilan keputusan (Mochtar Naim, 1973).
Hipotesis analisis tingkat mikro yang cukup penting tentang migrasi buruh dan pengangguran di negara berkembang menurut Koentjaraningrat (1982),yaitu keputusan untuk bermigrasi dari desa ke kota. Secara fungsional berhubungan dengan dua variabel pokok yaitu:
1. Perbedaan real pendapat antara desa dan kota
2. Peluang untuk memperoleh suatu pekerjaan di kota
Indonesia khususnya Jakarta sedang mulai industrialisasi, dalam status adanya difusi modernisasi. Volume gerak penduduknya, ternyata desa yang luar (dekat dengan jalan raya) lebih jumlahnya, bila dibandingkan dengan desa dalam atau jauh dari jalan raya. Mengenai arah perpindahan dari kedua desa ini tidak hanya Jakarta sebagai arah perpindahan. Tetapi mereka juga pergi ke desa lain dan kota lainnya. Orientasi mereka pergi ke kota berkenaan dengan pekerjaan sebagai buruh dan pegawai.
Motivasi migrasi mereka adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Proses pengambilan keputusan tidak lain karena adanya kerabat yang turut membantu penempatan kerja. Unsur kerabat ini, merupakan peluang untuk memperoleh suatu pekerjaan di kota.
Para migran ini kebanyakan berasal dari lapisan sosial menengah dalam masyarakat desa, yang memandang kehidupan di desa menjadi lebih sulit dan di kota sebagai sumber kehidupan baru yang penuh harapan. Banyak diantara mereka yang menikah pada usia muda sehingga beratnya tanggung jawab mendorong mereka berubanisasi.
C.Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun
yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang
sedang aktif mencari pekerjaan. Angkatan kerja dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu :1. Mereka yang bekerja penuh adalah angkatan kerja yang aktif menyumbangkan tenaganya dalam kegiatan produksi.
2. Pengangguran terbuka atau open unemployment adalah mereka yang sama sekali tidak bekerja, tetapi sedang mencari pekerjaan (sewaktu-waktu siap bekerja)
3. Setengah menganggur atau under unemployment adalah mereka yang bekerja tidak sesuai dengan pendidikan/keahliannya atau tidak menggunakan sepenuh tenaganya karena kekurangan lapangan perkerjaan. Contoh : Seorang sarjana bekerja tidak sesuai dengan pendidikannya.
4. Pengangguran tersembunyi/tersamar atau disebut disguise employment, artinya suatu pekerjaan dikerjakan oleh pekerja yang berlebihan sehingga mereka tidak bekerja maksimal.
D.Sistem Pendidikan
Berangkat dari jaman Presiden Soekarno, kemudian
Soeharto hingga saat ini. Sudah beberapa kali system pendidikan Nasional Bangsa
ini berubah-ubah. Namun mengapa tidak pernah selesai. Artinya satu system akan
berhasil apabila dia dituntaskan. Namun apa yang terjadi setiap kali perubahan
Presiden dan Menteri maka berubah pula kebijakan tentang system pendidikan
nasional ini. Padahal system pendidikan Nasional bukanlah milik Presiden,
Menteri ataupun Partai Politik. Lalu sebenarnya apa yang menjadi tujuan dasar
sebuah pendidikan ? Pernahkah anda berfikir untuk menyekolahkan anak anda
semata-mata hanya untuk mendapat nilai 9 di Raport? Kemudian diakhir sekolah dia
menjadi pengangguran? Atau tidak ada bedanya mendapat angka 5 di raport namun
akhirnya menjadi seorang yang sukses dan terkenal? Disini perlu diperhatikan
tujuan kita untuk sekolah. Sekolah sebagai saran dan tempat mendapatkan
pengajaran dan pendidikan yang akan membuat kita mengenal, tahu, dan bisa
melakukan hal-hal yang baru dengan cara yang cerdas dan efisien. Tidak sekedar
membina dan mendidik para siswanya untuk menghadapi Ujian Nasional. Ujian yang
akan mempertaruhkan 3 tahun pembelajaran dan jerih payah siswa. Kita
menginginkan pemerintah lebih serius dan cerdas dalam memilih jenis Sistem
Pendidikan. Jangan hanya main comot dari Negara luar yang sudah berhasil system
pendidikannya.
Hal ini akan berhasil apabila semua system dan
prasarana yang ada sudah seperti Negara dimana system tersebut diadopsi. Jangan
memaksakan suatu system sementara sarana dan prasarana belum diperbaharui.
Masih banyak gedung sekolah dasar bahkan SLTP yang masih tidak layak huni.
Masih banyak para pengajar kita yang sore harinya menjadi pemulung, dan malam
harinya menjadi tukang ojek untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga mereka.
Kalau hal ini masih terjadi bagaimana seorang Guru bisa berkonsentrasi pada apa
yang akan disampaikan/diajarkan esok harinya sementara malamnya dia tidak
sempat melakukan persiapan gara-gara harus ngojek. System pendidikan nasional
kita sekarang ini masih mengedepankan pada pencapaian berbasis nilai bukan pada
keterampilan dan competency. Sehingga kita tidak perlu bertanya dan bingung
mengapa banyak sarjana yang nganggur, peserta olimpiade fisika yang tidak lulus
Ujian Nasional dan banyak lagi hal-hal yang menggelikan dari sistem pendidikan
ini. Bersambung..
E.Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan
beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan
akumulasi suatu bentuk aktiva
dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Terkadang, investasi disebut
juga sebagai penanaman modal.Pengertian
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumusPDB = C + I + G + (X-M)
. Fungsi investasi pada aspek
tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan
investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan
dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i)
. Suatu pertambahan pada pendapatan
akan mendorong investasi yang lebih besar, dimana tingkat bunga yang lebih
tinggi akan menurunkan minat untuk investasi sebagaimana hal tersebut akan
lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang. Walaupun jika suatu perusahaan
lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri untuk investasi, tingkat bunga
menunjukkan suatu biaya kesempatan dari investasi dana tersebut
daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.Produk
Beberapa produk investasi dikenal sebagai efek atau surat berharga. Definisi efek adalah suatu instrumen bentuk kepemilikan yang dapat dipindah tangankan dalam bentuk surat berharga, saham/obligasi, bukti hutang (Promissory Notes), bunga atau partisipasi dalam suatu perjanjian kolektif (Reksa dana), Hak untuk membeli suatu saham (Rights), garansi untuk membeli saham pada masa mendatang atau instrumen yang dapat diperjual belikan.Bentuk
- Investasi tanah - diharapkan dengan bertambahnya populasi dan penggunaan tanah; harga tanah akan meningkat di masa depan.
- Investasi pendidikan - dengan bertambahnya pengetahuan dan keahlian, diharapkan pencarian kerja dan pendapatan lebih besar.
- Investasi saham - diharapkan perusahaan mendapatkan keuntungan dari hasil kerja atau penelitian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar