Aku terbiasa tenggelam
dalam lamunan yang membuat ku betah berlama-lama tinggal di dalamnya. Dimana ku
temukan senyum, canda, tangisan, dan jeritan menjadi satu mengkhiasi kisah yang
kita bangun bersama. Disana, Aku dapat melihatmu dengan jelas. Membawa senyum
terindah yang masih membekas hingga saat ini. Saat dimana hari telah berganti
menjadi esok namun semua masih nampak sama untukku.
Cinta cinta cinta. Kata-kata yang tidak pernah absen dari
telingaku. Bagaimana tidak, kebiasaanmu membisikkan kata cinta sudah menjadi
hal yang lumrah untukku. Cinta yang kau rasakan mungkin tidak pernah sebesar
sebelumnya. Bagaimana tidak, aku adalah perempuan yang selalu senantiasa
mencintaimu.
Mencintaimu dalam hari-hariku adalah kebiasaan yang takkan
pernah dapat aku tinggalkan. Bersama-sama
kita terpana dalam anugrah yang telah Tuhan sediakan untuk kita berdua. Begitu
luar biasa. Hatimu dan hatiku kokoh untuk berdiri saat kita bersama.
Dalam pangkuanmu aku senang menatap bulan dan bintang yang
selalu indah saat keduanya berdampingan. Keindahan yang dipancarkan bukanlah keindahan palsu. Semua
insan pun tahu, betapa bahagianya bulan dan bintang saat mereka berdampingan
menyinari dunia dengan ketulusan. Dimana ada bulan, disitu ada bintang. Seperti
itulah kita. Dimana ada aku, disitu ada kamu. Kamu adalah bagian dariku yang
takkan pernah sanggup untuk ku tinggalkan.
Di setiap detik, kamu
alasanku untuk tetap tersenyum. Disetiap detik kamu alasanku untuk berdiri
tegak. Aku membutuhkanmu untuk kuat melawan luka . Aku membutuhkanmu untuk tegar
menjalani hidup. Kamu mengajariku untuk
tetap kuat. Mengajari bagaimana menghadapi musuh dengan senjata yang sederhana.
Mengajariku bersahabat dengan cinta yang
di balut ketulusan. Mengajariku menjadi bunga yang tetap mekar meski matahari
menyorot panas ke arahku.
Tak terasa, tetesan air mata membasahi jeritan hatiku membangunkan
ku dari kisah kita. Kenyataan datang menjemputku. Membawaku pada cerita baru
untuk di kalungkan bersamaku. Memaksaku berhenti untuk menggenggam tanganmu.
Tangan yang selalu menjadi kekuatan untukku kini telah pergi.
Ketika saat itu kau hembuskan nafas
terakhir disampingku dengan senyuman yang kau tinggalkan. Aku menyadari Kau
tertidur untuk selamanya.
Kau belum sempat mengucapkan kata-kata perpisahan. Mengapa
kau meninggalkanku begitu cepat? Mengapa kau biarkan ku berjalan sendiri
tanpamu? Tahukah aku tak berdaya menerima kenyataan ini? Bagaimana bisa kau
meninggalkan semua mimpi yang belum kita capai bersama? Masih banyak hal yang ingin
ku lakukan bersamamu. Masih banyak cinta yang ingin ku bagi denganmu. Masih
banyak kata cinta yang hari ini belum aku ucapkan di hadapanmu.
Aku tidak ingin hari berganti menjadi esok bila aku tahu kau
akan benar-bernar meninggalkanku. Aku akan berdo’a kepada Tuhan untuk
membekukan waktu agar aku bisa lebih lama melihat senyummu di depanku. Aku
ingin hari ini tetaplah menjadi hari ini, bukan hari yang berganti menjadi esok
ketika aku kehilanganmu. Namun semua hanya harapan kosong.
Bertahun-tahun berlalu, kamu masih selalu hangat dalam
ingatanku. Sepertinya, baru kemarin kita bersama merajut kisah cinta. Baru
kemarin aku menggenggammu. Baru kemarin kita mengukir senyuman saat kita
bersama.
Kemarin. Satu hari yang lalu. Saat waktu belum berganti
menjadi hari esok. Saat semua masih baik-baik saja. Saat waktu masih
membiarkanku untuk menjadikanmu alasan terindah dalam menjalani hariku. Namun,
kenyataannya Tuhan tetap menggulirkan waktu menjadi hari esok. Satu hari yang
lalu kini telah berlalu dan mencairkan kebahagiaan kita dalam ruang yang
berbeda.
Satu hari yang lalu aku mengenalmu. Satu hari yang lalu aku
bersamamu. Satu hari yang lalu aku menggenggam tanganmu. Namun mencintaimu
bukanlah hanya pada satu hari yang lalu. Aku mencintaimu, hari ini, esok, dan
seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar