Teks

Silahkan membaca sesuka hati dengan tidak menjiplak hasil karya orang lain : )

Kamis, 27 Juni 2013

Harapan Dalam Segenggam Pasir


            Melihatmu, memandangmu, berbincang denganmu adalah hal yang takkan pernah mungkin dapat ku lupa. Bagaimana mungkin aku melupakan waktu yang ku lalui bersamamu? Walau singkat, namun tahukah kamu itu sangat berarti untukku? Aku selalu menantikan kamu menyapaku dengan hangat. Aku ada disini, selalu menantimu. Aku selalu siap menyediakan tempat untukmu bersandar kapan pun kamu membutuhkannya.
            Mengapa kamu selalu menjadi narkoba untukku? Ah, rasanya aku tak tahu bagaimana denganku bila sehari tak berjumpa denganmu. Aku butuh kamu untuk menyempurnakan diriku. Aku belum sempurna tanpamu.
“Kapan kamu akan datang padaku? Hey, kenapa kamu hanya diam? Kamu mau kan datang padaku?”
            Kamu tahu, perasaanku padamu tak berubah saat pertama kali bertemu. Aku tak ingat kapan kamu berbincang bersamaku dengan canda dan tawa. Rasanya sudah lama sekali kita tidak berbincang. Namun satu yang pasti, aku takkan pernah melupakanmu. Waktu takkan mungkin mampu menggerus perasaanku padamu. Walau yang harus kudapatkan tidaklah seperti yang kuimpikan, namun aku bahagia. Aku selalu bahagia mencintaimu. Jangan pernah meneteskan air matamu di hadapanku. Aku takkan mampu melihatnya. Aku ingin tetap melihat senyummu. Hanya itulah kekuatan terbesar yang kumiliki.
            Aku tahu, hatimu hanya milik dia. Tujuanmu tak pernah berarah padaku. Namun itu semua takkan pernah membuatku berhenti untuk selalu memujamu. Tak peduli kamu melihatku atau tidak. Sungguh aku tak peduli. Yang ku pedulikan hanyalah aku dapat melihatmu setiap hari. Itu saja.
            Aku selalu beharap keinginanku untuk bisa bersamamu segera datang padaku. Aku tak pernah berhenti bermimpi suatu saat nanti tujuanmu berarah kepadaku.
            Sayang, tersenyumlah sedikit saja ke arahku. Harus seperti apalagi ku lakukan cara agar kamu meihatku disini? Kamu sungguh nyata untuku. Nyatakah aku bagimu? Jangan hancurkan harapanku begitu saja. Menarilah sebentar saja bersamaku agar aku dapat merasakan kebahagiaan yang sejati. Raihlah tanganku. Aku hampir membeku disini karena tak kunjung merasakan hangatnya pelukmu. Aku sendiri disini, hanya untuk menantimu yang selalu merasuk dalam detak jantungku.
“Kamu dimana? Mengapa kamu tak kunjung datang? Aku masih menunggumu”
            Betapapun aku mencari dan menanti aku tak yakin kamu menganggapku benar-benar nyata. Saat aku rela berdarah untukmu kamu masih belum ingin melihat ke arahku. Kamu selalu membalas perasaanku dengan rasa sakit yang luar biasa. Sekeras itukah kamu? Tak bisakah kamu membalas sedikut saja perasaanku? Sungguh, keinginanku memilikimu tak dapat terbendung lagi. Aku tak dapat menahan bagaimana keinginanku untuk dapat bersamamu. Semua ini bukan karangan, aku tak pernah berbohong sedikit pun padamu. Aku tak pernah bisa mengingkar. Sungguh aku mencintaimu.
“Tuhan seandainya aku bisa menukar nyawaku untuk sehari saja dapat bersamanya, sungguh aku takkan pernah menyesal”
Bukan maksudku menganggu ketenanganmu. Aku tahu, kamu tak pernah menginginkanku. Sekeras apapun aku berusaha untuk terlihat nyata bagimu takkan mampu menandingi kerasnya hatimu untuk menghindariku. Sapa maupun kata yang kutujukan padamu selalu tertepis. Tak ada celah. Tak ada ruang untukku di hatimu. Bolehkah aku berhenti memujamu? Tolong ajariku untuk melepaskanmu. Sungguh aku tak mengerti bagaimana caranya.
Rintihan hatiku memanggilmu. Dapatkah kamu mendengarnya? Harapan yang selama ini ku genggam. Perlahan-lahan terus meruntuh. Meninggalkan puing-puing yang  hancur berserakan. Aku tak bisa memungutinya, karena setiap harapan yang runtuh lenyap begitu saja. Tanpa ku tahu dimana jejaknya. Yang ku tahu, cintaku untukmu ada bersama genggaman harapanku. Ia pergi bersama ketidakpedulianmu. Menyisakan air mata yang tak ku tahu bagaimana cara mengeringkannya.
Harapanku hanyalah harapan dalam segenggam pasir. Semakin ku ingin memlikimu semakin aku kehilanganmu.
Inikah yang ku dapat diakhir penantianku?
                       
           

           
           
           
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar