Teks

Silahkan membaca sesuka hati dengan tidak menjiplak hasil karya orang lain : )

Kamis, 27 Juni 2013

Satu Bulan Yang Lalu


Aku masih mengingat setiap rasaku padamu yang tak pernah pudar dalam otakku. Selalu ada harapan terselip ketika aku mengingatmu. Ini hanya harapan sederhana. Aku hanya berharap kamu mampu bahagiakanku pada hari istimewaku, tepatnya satu bulan yang lalu. Tak peduli seperti apa bentuknya, aku hanya ingin melihat kesungguhanmu padaku. Bisakah kamu membuatku bahagia dan merasa berarti di hari itu?
Masihkah kamu ingat saat kamu melihat tanganku menengadah dan mulai melantunkan syair-syair harapan? Ya jelas kamu ingat. Karena Kamu sudah melihatnya. Kamu sudah mendengarnya. Aku mengira kali ini di hari istimewaku, kamu dapat mewujudkankan harapan kecilku. Harapan yang tak perlu kamu beri dengan banyak keringat.  Hanya dengan kasih sayang, semua mampu menjadi nyata. Tunjukanlah padaku sedikit saja pengorbananmu. Aku percaya kamu pasti mampu melakukannya.
Tapi, entah aku terlalu bodoh atau mungkin terlalu percaya padamu. Aku terus menunggu hal yang tak kunjung datang.  Meskipun banyak pikiran mengganggu tentang keraguanku padamu, aku selalu menutupinya dengan kepercayaan.  Aku percaya kamu mampu berkorban dengan setulus hati untukku.
Namun sepertinya kini ku mulai lelah. Kamu masih saja bungkam! Tak melakukan apapun. Apakah penantianku selama ini sia-sia? Mengetahui bahwa kamu mendengar dan tahu harapan kecilku tanpa melakukan apapun, membuatku merasakan dihujam. Kamu selalu bersandiwara. Didepan dan dibelakangku kamu sungguh berbeda. Seperti punya dua wajah yang kini dapat ku lihat.
                                                Sakit! Rasanya sangat sakit!
HAH! Iya benar, aku memang sangat bodoh. Masih saja ku percaya padamu yang tak mungkin rela berkorban untukku. Bila kamu tak ingin melakukan apapun untukku, mengapa semua terlihat manis saat kamu berada didekatku? Mengapa kamu selalu menghujaniku dengan perhatian? Salahkah aku bila mengira hatimu tulus padaku? Namun hanya harapan kecil seperti ini saja kamu tak mau memberikannya padaku.  
Bila kamu memang bersandiwara, bisakah kamu hentikan dulu sandiwaramu di hari istimewaku? Bisakah kamu berhenti berpura-pura untuk menganggap aku baik-baik saja? Aku tak menyangka, ternyata inilah dirimu. Aku sungguh tak percaya, kamu yang selalu mengejarku adalah kamu yang tak mau melakukan apapun untukku. Bukan karena kamu tak bisa, tapi karena hatimu memang semu. Palsu! Semua palsu!
Inikah yang kamu maksud dengan cinta? Bahkan saat aku mendengar kata itu terucap dari bibirmu ingin rasanya ku tampar wajahmu. Agar kamu sadar, cinta bukanlah sesuatu yang mudah untuk dikatakan tanpa sebuah perjuangan. Agar kamu berhenti, melakukan semua sandiwaramu dihadapanku dan menunjukan keaslian dirrimu. Tanpa topeng. Tanpa apapun itu yang membungkusmu!
Mengapa kamu begitu pintar menghancurkan harapanku tanpa rasa bersalah? Bila kamu ingiin menyakitiku, bisakah tak kamu lakukan pada hari istimewaku? Satu bulan yang lalu. Tepatnya saat aku masih mengira kamu adalah malaikatku sebelum akhirnya kamu hancurkan semua harapanku.
Aku bersumpah! Untuk satu bulan yang lalu, sungguh aku takkan lupa bagaimana kamu mencabik-cabikku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar