Teks

Silahkan membaca sesuka hati dengan tidak menjiplak hasil karya orang lain : )

Jumat, 01 Februari 2013

Selalu Ada Batas Waktu


Aku berjalan. Dengan senyuman yang nampak jelas pada rautku. Aku merasa langkahku masih belum mencapai setengah perjalanan. Ku tajamkan pandanganku pada jarak yang akan ku tempuh. Oh tidak. Ternyata masih sangat jauh. Berjalan cepat sekalipun tak membuatku yakin bisa sampai tepat pada waktunya.
Aku putuskan untuk berlari. Aku berlari dengan menggenggam keyakinan. Tak ingin aku sampai terlambat di tempat tujuan.
Tak percaya apa yang ku lihat. Tempat yang ku nantikan ada di hadapanku. Untunglah belum terlambat. Matahari baru saja hendak beranjak pergi menyisakan kegelapan.  
Aku menunggu.  Aku menunggu akan tiba datangnya bulan. Sudah berjam-jam ku lewati  dan waktu pun terus berlari.
Aku bertanya-tanya. “ Apakah akan datang bulan pada malam ini?” Aku sudah berlari terlalu jauh untuk tiba di tempat ini dan aku telah menunggu. Namun, mengapa malam ini bulan tak kunjung datang? Apakah kegelapan malam telah menelannya? Harus berapa lama aku menantinya datang? Hatiku bertanya-tanya. Segelintir kekhawatiran telah mencekramku. Erat, sangat erat. Perlahan mulai melemahkan kakiku untuk berdiri, dan aku terjatuh.
Waktu yang semakin larut membuatku tersadar. Tak ada bulan yang ingin nampak di pagi hari. Namun dengan sangat sabar aku masih menanti. Berharap keajaiban datang menyambutku. Dalam relung hatiku aku masih berkata “ Bulan, datanglah. Biarkan aku bersinar bersamamu. Hanya denganmu. Tak bisakah kau lihat keberadaanku disini?”
Bila penantianku habis termakan pagi, maka aku harus pulang dan mengubur semua keinginanku untuk menggapai bulan. Membiarkan bulan datang di lain malam walau aku tak lagi memandangnya di tempat kini ku berdiri.
Malam ini aku kembali memandang langit pada tempat yang berbeda. Aku melihat bulan tersenyum padaku.  Aku membalasnya walau harus berusaha  tersenyum dibalik kekecewaan.
Mengapa bulan datang disaat aku tak lagi ada disana? Mengapa bulan tersenyum disaat penantianku hampir rapuh? Seandainya bulan datang lebih awal, kita pasti akan bersinar bersama disana. Memancarkan kebahagaan untuk semua orang yang memandangnya. Seandainya….. Seandainya…… Seandainya…….
Bulan, kau harus tahu, selalu ada batas waktu dalam penantian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar