Keindahan yang selalu
menjadi pusat dari kacamatanya, membuat matanya tak bisa berhenti mengagumi.
Hal lain yang tak indah disekelilingnya, takkan mereka lirik. Kerena bagi mereka, keindahan adalah hal
akurat untuk membuatnya mengalihkan pandangan kepadamu lewat kacamatanya.
Berjalan dengan langkah yang anggun, dihiasi dengan senyuman
manis, dipadukan dengan kulit cantik yangg bersih, tinggi yang semampai, tubuh
yang indah dengan membawa daya yang tanpa disadari telah berhasil dijajakkan
dimanapun ia berada. Perempuan cantik. Akan selalu ada kacamata-kacamata lelaki
yang memperhatikan kemanapun ia melangkah.
Sejuta daya tarik lelaki ciptakan untuk membuat perempuan
cantik menyadari keberadaan mereka. Kata – kata manis, sudah biasa mereka
ciptakan untuk dipersembahkan kepada perempuan cantik. Senyum yang merekah
layaknya sebuah bunga yang telah mekar adalah satu hal utama yang tak boleh
dilupakan. Bahkan, berapa banyak para lelaki
yang rela menjadi pujangga untuk
perempuan cantik? Obsesi ataupun rasa bangga bila berhasil menjadikan perempuan
cantik sebagai miliknya menjadi ambisi yang selalu mereka genggam.
Perempuan harus cantik. Tidak cantik maka perempuan biasa
tidak akan merasakan menjadi pusat galaksi. Berbeda sekali. Ketika kehidupan
perempuan cantik selalu diwarnai dengan perhatian, kasih sayang, pujian, dan
limpahan rasa kagum dari semua mata yang menatap kagum pada dirinya. Perempuan biasa hanya menjadi sebagian
pemerhati kecil pada perempuan cantik. Walau
berada tepat disamping perempuan cantik, kacamata lelaki akan selalu berpusat
pada matahari disamping perempuan biasa. Perempuan biasa hanya mengumpat
dibalik pesona perempuan cantik.
Kita sama-sama perempuan. Itu adalah kenyataan yang sama.
Tetapi cara kacamata lelaki memandang
menjadikan kita tak sama. Dua rumpun
dalam padang pasir yang sama namun sulit disatukan. Sekalipun dapat disatukan,
ketika mereka melihatnya, takkan bisa menjadi padang pasir yang indah. Karena
kedua rumpun itu tidak sepadan.
Ada apa dengan kacamata lelaki? Lensa seperti apakah yang
mereka gunakan dalam kacamatanya? Apakah lelaki hanya berfikir yang indah yang
berkualitas, lalu menyingkirkan yang tak indah agar tidak merusak pandangannya?
Apakah pemandangan yang tak indah itu membuat mata mereka sakit? “Kami bukan virus yang harus kalian jauhkan.
Kami bukan kotoran yang bisa kalian injak-injak. Kami bukan hama yang merusak”
Bisakah mereka mendengarnya? Jeritan dari hati perempuan biasa yang tak dapat
disampaikan didepan kacamata lelaki.
Perempuan biasa sama
seperti perempuan cantik. Sama-sama memiliki perasaan. Kami perempuan biasa
ingin mereka menatap kami dengan cara yang indah seperti mereka menatap
perempuan cantik. Ingin mereka bisa
sedikit saja menyadari keberadaan kami. Menjadikan kami pusat dari kacamatanya.
Sama seperti perempuan cantik. Jangan
bedakan kami. Karena tidak hanya perempuan cantik yang memiliki pesona. Kami
juga memiliki. Sebuah daya yang tak pernah mereka ketahui sebelumnya. Hanya
butuh kesempatan. Meliriklah sedikit saja ke arah kami. Mereka akan tahu
apa daya itu. Mereka akan temukan sebuah daya pikat dibalik kacamatanya. Itu
adalah kami. Perempuan biasa. Kecantikan yang tidak akan bisa mereka lihat, bila
tidak mempergunakan kacamatanya dengan cara yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar