Teks

Silahkan membaca sesuka hati dengan tidak menjiplak hasil karya orang lain : )

Senin, 24 Desember 2012

Bukan Karena Aku Membencimu #Part3


Part3

Menelusuri lorong-lorong kenangan yang pernah singgah membuatku berjalan ke masa itu. Tempat dimana semuanya pernah terkisahkan. Sudah ada banyak yang berubah dari jalan ini dari beberapa tahun yang lalu. Mulai banyak rumah penduduk dan sarana umum yang terbangun. Aku tidak mau melewatkan kesempatan ini utk mengabadikannya. Jelas sekali terlihat perubahan itu. Namun, ada satu yang masih sama seperti dulu. Pohon besar itu. Masih bediri tegak ditengah keramaian. Masih ada ukiran nama itu beberapa tahun yang lalu.
Aku duduk didekat pohon itu dengan bangku taman. Walaupun sudah ada banyak rumah penduduk, tapi bagiku pemandangan disini masih saja asri. Aku sibuk melihat hasil dokumentasiku sepanjang perjalanan kesini. Tak menyadari , ada seorang laki-laki yang memperhatikanku dari kejauhan. Aku memandang sekali lagi ke arah pohon itu dan tanpa ku sadari lamunanku mengarahkan tanganku untuk memotret pohon  itu.  Aku beranjak pergi.
Merasakan ada yang memanggil namaku aku menoleh. Sesosok laki-laki memanggilku disana. Ya, tanpa harus aku melihatnya lebih lama, aku sudah bisa mengenali laki-laki itu adalah kau. Degup jantungku semakin cepat, didiringi rasa perih. Kedua rasa itu berlomba-lomba mengalun dalam hatiku, dan aku sibuk untuk mencari tahu rasa mana yang paling besar kurasakan. Senyuman yang ku lihat itu masih seperti dulu. Tak berubah sedikitpun bagiku.
Kau datang menghampiriku. Menanyakan kabarku, lalu mengajakku untuk berbincang-bincang. Rasanya jantung ini hampir runtuh. Ingin rasanya menangis kembali ketika otakku penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih menggantung dimasa itu. Rasa kelu dibibiirku menyulitkanku untuk menjawab sapaannya. Tidak tahu harus menampakkan ekspresi seperti apa saat berjumpa lagi dengannya. Aku hanya bisa tersenyum garing. Berusaha tetap tersenyum didepannya.
Sejak pertemuan itu, kau lebih sering menghubungiku. Aku berusaha untuk tetap mengatur dan mempertahankan pondasiku untuk tidak lagi terbawa perasaan seperti dulu. Aku harus tetap tegar menetralisir perasaanku dari masa-masa itu. Karena perihnya luka, tak kuasa aku tepikan. Selalu ada rasa sesak setiap kali aku mengingat namamu. Aku telah berusaha untuk menyingkirkan segala sesuatu tentang kita dahul agar aku bisa kembali hidup bahagia dan bangkit dari bayang-bayangmu.
Namun tetap saja bukan, yang namanya menahan itu sakit. Berpura-pura melupakan setiap kenangan yang pernah ada itu diluar kemampuanku.  Aku selalu mengira aku sudah kuat untuk menghadapi kemungkinan tak terduga seperti saat ini terjadi . Aku mengira rasa itu puun akan hancur tergerus waktu dan membeku karena angkuhnya jarak yang terbentang. Tetapi, rasanya aku salah. Aku yang sekarang adalah aku yang dulu. Aku yang tak bisa tanpamu.
Melihat kenyataan ini rasanya aku semakin terjebak dengan perasaanku sendiri. Mendengar kau memanggilku dengan sebutan “lo gua” aku ga sanggup. Karena panggilan itu hanya akan menyiksaku. Melihatnya bergandengan dengan yang lain didepanku membuatku semakin terluka. Apalagi ketika melngetahui bahwa dia sudah tidak lagi mencintaiku.
Sudah tak ada lagi jalan untuk kembali bersamanya. Semuanya telah tertututup. Tidak ada celah sedikitpun yang bisa aku lalui untuk kembali bersamaya. Karena dia sudah tidak lagi mencintaiku.
 Maafkan aku karena harus menjauh darimu. Maafkan aku yang tidak bisa sepertimu, mencintai lalu melupakannya begitu saja. Maafjkan aku yang terlalu pengecut untuk membalas sapaanmu yang datang lagi dalam hidupku. Maafkan aku karena tak bisa menjemput uluran tanganmu. Karena uluran tangan yang kau berikan telah berbeda dari yang dulu. Bukan lagi karena kau mencintaiku, tetapi karena kau hanya ingin berteman denganku. Dan maaf aku tidak bisa. Maaf aku tidak sanggup. Bukan karena aku membencimu, tetapi karena aku terlalu mencintaimu :”)

Ketika semua telah berakhir, kuncilah setiap ruang  di hatiku. Bawalah kunci itu bersamamu. Agar tak lagi bisa ku temui jalan untuk kembali bersamamu dalam ruang kosong tanpa hatimu :”)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar