Teks

Silahkan membaca sesuka hati dengan tidak menjiplak hasil karya orang lain : )

Senin, 24 Desember 2012

Kacamata Lelaki



Keindahan yang selalu menjadi pusat dari kacamatanya, membuat matanya tak bisa berhenti mengagumi. Hal lain yang tak indah disekelilingnya, takkan mereka lirik.  Kerena bagi mereka, keindahan adalah hal akurat untuk membuatnya mengalihkan pandangan kepadamu lewat kacamatanya.

Berjalan dengan langkah yang anggun, dihiasi dengan senyuman manis, dipadukan dengan kulit cantik yangg bersih, tinggi yang semampai, tubuh yang indah dengan membawa daya yang tanpa disadari telah berhasil dijajakkan dimanapun ia berada. Perempuan cantik. Akan selalu ada kacamata-kacamata lelaki yang memperhatikan kemanapun ia melangkah.
Sejuta daya tarik lelaki ciptakan untuk membuat perempuan cantik menyadari keberadaan mereka. Kata – kata manis, sudah biasa mereka ciptakan untuk dipersembahkan kepada perempuan cantik. Senyum yang merekah layaknya sebuah bunga yang telah mekar adalah satu hal utama yang tak boleh dilupakan. Bahkan, berapa banyak para lelaki  yang rela  menjadi pujangga untuk perempuan cantik? Obsesi ataupun rasa bangga bila berhasil menjadikan perempuan cantik sebagai miliknya menjadi ambisi yang selalu mereka genggam.
Perempuan harus cantik. Tidak cantik maka perempuan biasa tidak akan merasakan menjadi pusat galaksi. Berbeda sekali. Ketika kehidupan perempuan cantik selalu diwarnai dengan perhatian, kasih sayang, pujian, dan limpahan rasa kagum dari semua mata yang menatap kagum pada dirinya.  Perempuan biasa hanya menjadi sebagian pemerhati kecil pada perempuan cantik.  Walau berada tepat disamping perempuan cantik, kacamata lelaki akan selalu berpusat pada matahari disamping perempuan biasa. Perempuan biasa hanya mengumpat dibalik pesona perempuan cantik.
Kita sama-sama perempuan. Itu adalah kenyataan yang sama. Tetapi cara kacamata lelaki  memandang menjadikan kita tak sama.  Dua rumpun dalam padang pasir yang sama namun sulit disatukan. Sekalipun dapat disatukan, ketika mereka melihatnya, takkan bisa menjadi padang pasir yang indah. Karena kedua rumpun itu tidak sepadan. 
Ada apa dengan kacamata lelaki? Lensa seperti apakah yang mereka gunakan dalam kacamatanya? Apakah lelaki hanya berfikir yang indah yang berkualitas, lalu menyingkirkan yang tak indah agar tidak merusak pandangannya? Apakah pemandangan yang tak indah itu membuat mata mereka sakit?  “Kami bukan virus yang harus kalian jauhkan. Kami bukan kotoran yang bisa kalian injak-injak. Kami bukan hama yang merusak” Bisakah mereka mendengarnya? Jeritan dari hati perempuan biasa yang tak dapat disampaikan didepan kacamata lelaki.
Perempuan biasa  sama seperti perempuan cantik. Sama-sama memiliki perasaan. Kami perempuan biasa ingin mereka menatap kami dengan cara yang indah seperti mereka menatap perempuan cantik.  Ingin mereka bisa sedikit saja menyadari keberadaan kami. Menjadikan kami pusat dari kacamatanya. Sama seperti perempuan cantik.  Jangan bedakan kami. Karena tidak hanya perempuan cantik yang memiliki pesona. Kami juga memiliki. Sebuah daya yang tak pernah mereka ketahui sebelumnya. Hanya butuh kesempatan.  Meliriklah  sedikit saja ke arah kami. Mereka akan tahu apa daya itu. Mereka akan temukan sebuah daya pikat dibalik kacamatanya. Itu adalah kami. Perempuan biasa. Kecantikan yang tidak akan bisa mereka lihat, bila tidak mempergunakan kacamatanya dengan cara yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar